Mungkin dari beberapa orang belum mengenal atau mengetahui tentang alat - alat ukur. Disini saya akan menjelaskan beberapa macam alat - alat ukur yang setiap saat kita gunakan sebagai berikut :
- Jangka sorong ( vernier caliper)
- Mikrometer
- Dial gauge
- Thickness gauge ( Fuller )
- Multitester ( Analog & Digital )
![]() |
vernier caliper |
Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, dan kedalaman lubang. kebanyakan jangka sorong mempunyai skalu ukuran 0,05 mm. jangka sorong dengan skala ukuran 0,50 pada vernier nya, skala pada main body nya tampak ukuran 1 mm, berarti tiap vernier nya terbagi 19/20 dari 1 mm, sehingga terdapat nilai antara main body dengan vernier nya sebesar 0,05 mm. berikut ini adalah prosedur pemakain jangka sorong.
- sebelum melakukan pengukuran, pastikan skala pada main body dengan vernier nya pada posisi 0 ( nol ) atau segaris. pastikan permukaan jangka sorong untuk pengukuran benar benar lurus dan tidak terhalang oleh benda apa pun.
- jika anda akan melakukan pengukuran diameter luar, tempatkan benda yang akan diukur tepat di antara rahang dan main body jangka sorong.
- untuk melakukan pengukuran pada permukaan yang sempit ( seperti alur ), gunakan bagian rahang yang tipis. untuk pengukuran diameter bagian dalam, gunakan rahang bagian atas pada main body. pastikan anda bener - bener tempat menempatkan ujung - ujung rahang nya pada bagian dalam dari objek yang akan di ukur.
- pembacaan caliper dimulai dengan melihat nilai diatas 1 mm pada skala main body, yaitu nilai lebih dari 0 ( nol ). selanjutnya untuk nilai di bawah 1 mm, lihat angka yang terletak segaris antara main body dan verniernya.
2. MICROMETER
![]() |
mikrometer |
alat ukur ini digunakan untuk mengukur permukaan luar dan permukanan dalam. Tingkat ketelitian mikrometer lebih tinggi dari jangka sorong, yaitu mencapai 0,01mm. Namun pembacaan nilainnya terbatas hanya mencapai 25 mm. Ranger pada mikrometer umumnya berkisar antara 0 - 25 mm, 25- 50 mm, dan 75 -100 mm. Mikrometer dengan ranger lebih dari 25 mm menggunakan standar gauge untuk seting nolnya ( 0 ) dan spesial wrench untuk penyetelannya. Pada mikrometer terdapat bagian - bagian sebagai berikut :
- ANVIL adalah bagian mikrometer yang permukaannya diam dan menempel dengan benda yang akan diukur.
- SPINDLE adalah bagian dari mikrometer yang bergerak, tempat menempelkan benda yang akan diukur. Pada bagian ini terdapat alur yang berjarak 0,5 mm/pitch sehingga spindle akan bergeser 0,5 mm pada tiap putaran timbel.
- FRAME merupakan rangka mikrometer yang berbentuk bulan sabit, pada bagian ini biasanya tertulis tingkat ketelitian dan ranger.
- RATCHET KNOB merupakan sekrup pengunci setelah pengukuran dirasakan tepat ( untuk menghasilkan tekanan pengukuran yang presisi ).
- LOCK merupakan switch pengunci ketika mikrometer tidak digunakan atau ketika angka pengukuran telah diperoleh.
- THIMBLE merupakan bagian luar pada mikrometer tempat skala tertulis.
- SLEEVER merupakan tempat skala terluar tertulis ( scale base line ).
![]() |
DIAL GAUGE |
4. THICKNESS GAUGE ( FULLER )
![]() |
THICKNESS GAUGE |
Disebut juga alat ukur ketebalan adalah alat untuk mengukur celah kecil seperti celah klep, celah platina, celah ring piston, dan lainnya. Thickness gauge berupasatu set lembaran baja dengan ketebalan yang bervariasi, dari 0,03 - 1 mm. Berikut prosedur penggunaan thickness gauge :
- Masukan tip pada celah yang akan diukur.
- Tentukan ketebalan gauge yang sesuai dengan celahnya, sehingga gauge dapat dimasukkan dan dikeluarkan tanpa hambatan.
- Lakukan 2 - 3 kali pengukuran, dengan lembaran baja yang berbeda, agar diperoleh ketebalan yang pas.
5. MULTITESTER
![]() |
MULTITESTER ANALOG |
Multitester adalah alat ukur listrikyang digunakan untuk mengukur tahanan, tegangan, dan kuat arus sekaligus. Dengan menggunakan multitester, sebuah komponen dapat diketahui rusak atau tidak nya. Terdapat dua tipe multitester yang ada dipasaran, yaitu tipe analog dan digital.
- Multitester analog
- Pergerakan jarumnya dapat terlihat dengan jelas, sehingga pengukuran dapat terlihat dengan jelas.
- Pembacaan nilainya lebih lambat dibandingkan dengan digital.
- Jika besaran nilainya dirasakan tidak penting, cukup melihat gerakannya pointernya.
Kekurangan :
- Lebih sering terjadi kesalahan pengukuran terutama pada besaran yang berbeda - beda.
- Diperlukan setingan pada posisi 0 ( nol ) setiap kalimelakukan pengukuran yang menggunakan nilai ohm.
- Jikasalah menggunakan polaritasnya, pointernya akan mengarah pada arah kebalikannya, ini akan merusak multitester.
- Jika melakukan pengukuran dengan besaran berbeda, harus diketahui terlebih dahulu rangenya.
2. Multitester digital
![]() |
multitester Digital |
- Nilai skala dapat terbaca dengan mudah.
- Tidak diperlukan setingan 0 ( nol ) saat pengukuran nilai ohm
- Pembacaan yang tepat, sehingga lebih meyakinkan
- Jika salah dalam penempatan polaritasnya, tidak akan merusak multitesternya, nilainya akan menunjukan nilai negatif
Kekurangan :
- Nilai yang terbaca oleh multitester berfluktuasi, sehingga diperlukan kejelian dan kehati - hatian dalam pengukuran
- Pastikan ukuran rangenya, desimalnya, mega ohm, kilovolt.
- Tanda 1 pada layar menunjukan lewat batas pengukuran
- Angka hasil pengukuran dapat terlihat dengan jelas
- Harus bisa memperkirakan besar kisaran nilai.
Masih banyak lagi alat - alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu benda, semoga dengan adanya blog ini dapat membantu dan dapat belajar dan bermafaat buat bro n sis. terima kasih.
salam
wahyu
Up gan ..
ReplyDelete